SUAMI ISTERI ADA TANGGUNG JAWAB YANG PERLU DIBERESKAN...DILAKSANAKAN
Bab 2.08 Kewajiban Suami Terhadap Istri
Submitted by admin on Sat, 2007-10-20 12:39
Nas-nas Al Quran dan hadis:
- Allah Taala berfirman, yang bermaksud:
"Dan gaulilah mereka (isteri-isterimu) dengan cara sebaik-baiknya."
(An Nisa 19)
- Dan Allah berfirman lagi:
'Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajiban menurut cara
yang baik akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan atas isterinya."
(Al Baqarah : 228)
- Diceritakan dari Nabi SAW bahwa baginda bersabda pada waktu haji widak (perpisahan)
setelah baginda memuji Allah dan menyanjung-Nya serta menasehati para hadirin
yang maksudnya:
'Ingatlah (hai kaumku), terimalah pesanku untuk berbuat baik kepada para isteri,
isteri-isteri itu hanyalah dapat diumpamakan kawanmu yang berada di sampingmu,
kamu tidak dapat memiliki apa-apa dari mereka selain berbuat baik, kecuali
kalau isteri-isteri itu melakukan perbuatan yang keji yang jelas (membangkang
atau tidak taat) maka tinggalkanlah mereka sendirian di tempat tidur dan pukullah
mereka dengan pukulan yang tidak melukai. Kalau isteri-isteri itu taat kepadamu
maka janganlah kamu mencari jalan untuk menyusahkan mereka.
Ingatlah! Sesungguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap isteri-isterimu
dan sesungguhnya isteri-isterimu itu mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap
dirimu. Kemudian kewajiban isteri-isteri terhadap dirimu ialah mereka tidak
boleh mengijinkan masuk ke rumahmu orang yang kamu benci.
Ingatlah! Kewajiban terhadap mereka ialah bahwa kamu melayani mereka dengan
baik dalam soal pakaian dan makanan mereka.
(Riwayat Tarmizi dan Ibnu Majah)
- Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:
"Kewajiban seorang suami terhadap isterinya ialah suami harus memberi
makan kepadanya jika ia makan dan memberi pakaian kepadanya jika ia berpakaian
dan tidak boleh memukul mukanya dan tidak boleh memperolokkan dia dan juga
tidak boleh meninggalkannya kecuali dalam tempat tidur (ketika isteri membangkang)."
(Riwayat Abu Daud)
- Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
"Siapa saja seorang laki-laki yang menikahi perempuan dengan mas kawin
sedikit atau banyak sedangkan dalam hatinya ia berniat untuk tidak memberikan
hak perempuan tersebut (mas kawinnya) kepadanya. maka ia telah menipunya,
kemudian jika ia meninggal dunia, sedang ia belum memberi hak perempuan tadi
kepadanya maka ia akan menjumpai Allah pada hari Kiamat nanti dalam keadaan
berzina."
- Nabi SAW bersabda yang bermaksud
"Sesungguhnya yang termasuk golongan mukmin yang paling sempurna imannya
ialah mereka yang baik budi pekertinya dan mereka yang lebih halus dalam mempergauli
keluarganya (isteri anak-anak dan kaum kerabatnya). "
- Nabi SAW bersabda yang bermaksud :
"Orang-orang yang terbaik
dan kamu sekalian ialah mereka yang lebih baik dan kamu dalam mempergauli
keluarganya dan saya adalah orang yang terbaik dari kamu sekalian dalam mempergauli
keluargaku."
(Riwayat lbnu Asakir)
- Diceritakan dari Nabi SAW bahwa baginda bersabda yang bermaksud:
"Barang siapa yang sabar atas budi pekerti isterinya yang buruk, maka
Allah memberinya pahala sama dengan pahala yang diberikan kepada Nabi Ayub
a.s karena sabar atas cobaan-Nya." (
Cobaan ke alas Nabi Ayub ada empat hal: Habis harta bendanya.,
Meninggal dunia semua anaknya., Hancur badannya., Dijauhi oleh
manusia kecuali isterinya benama Rahmah )
"
Dan seorang isteri yang sabar atas budi pekerti suaminya yang buruk akan diberi
oleh Allah pahala sama dengan pahala Asiah isteri Firaun".
- Al Habib Abdullah Al Haddad berkata:
"seorang laki-laki yang sempurna adalah dia yang mempermudah dalam
kewajiban-kewajiban kepadanya dan tidak mempermudah dalam kewajiban-kewajibannya
kepada Allah. Dan seorang laki-laki yang kurang ialah dia yang bersifat sebaliknya."
Maksud dan penjelasan ini ialah seorang suami yang bersikap sudi memaafkan
jika isterinya tidak menghias dirinya dan tidak melayaninya dengan sempurna
dan lain-lain tetapi ia bersikap tegas jika isterinya tidak melakukan sholat
atau puasa dan lain-lain, itulah suami yang sempurna. Dan seorang suami yang
bersikap keras jika isterinya tidak menghias dirinya atau tidak melayaninya
dengan sempurna dan lain-lain tetapi bersikap acuh tak acuh (dingin) jika
isteri meninggalkan kewajiban-kewajiban kepada Allah seperti sholat, puasa
dan lain-lain, dia seorang suami yang kurang.
- Dianjurkan bagi seorang suami memperhatikan isterinya (dan mengingatkannya
dengan nada yang lembut/halus) dan menafkahinya sesuai kemampuannya dan berlaku
tabah (jika disakiti oleh isterinya) dan bersikap halus kepadanya dan mengarahkannya
ke jalan yang baik dan mengajamya hukum-hukum agama yang perlu diketahui olehnya
seperti bersuci, haid dan ibadah-ibadah yang wajib atau yang sunat.
- Allah Taala berfirman yang bermaksud:
'Hai orang-orang yang beriman! Jagalah dirimu dan ahli keluargamu dari api
Neraka."
(At Tahrim : 6)
Ibnu Abbas berkata:
"Berilah pengetahuan agama kepada mereka dan berilah pelajaran budi pekerti
yang bagus kepada mereka."
Dan Ibnu Umar dari Nabi SAW bahwa baginda
bersabda: 'Tiap-tiap kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab
atas yang dipimpinnya.
Seorang imam yang memimpin manusia adalah pemimpin dan ia
bertanggung jawab
at,is rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dalam mengurusi ahli
keluarganya. Ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang isteri
adalah pemimpin
dalam rumah tangganya dan bertanggung jawab alas keluarganya.
Seorang hamba
adalah pemimpin dalam mengurus harta tuannya, ia bertanggung jawab
atas peliharaannya.
Seorang laki-laki itu adalah pemimpin dalam mengurusi harta ayahnya,
ia bertanggung
jawab atas peliharaannya. Jadi setiap kamu sekalian adalah pemimpin
dan setiap
kamu harus bertanggung jawab alas yang dipimpinnya." (Muttafaq 'alai
)
- Nabi SAW bersabda yang bermaksud: "Takutlah kepada Allah dalam memimpin
isteri-istrimu , karena sesungguhnya mereka adalah amanah yang berada disampingmu,
barangsiapa tidak memerintahkan sholat kepada isterinya dan tidak mengajarkan
agama kepadanya, maka ia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya."
- Allah Taala berfirman yang bermaksud:
"Perintahkanlah keluargamu agar melakukan sholat." (Thaha:132)
- Diceritakan dan Nabi SAW bahwa baginda bersabda yang bermaksud: "Tidak
ada seseorang yang menjumpai Allah swt dengan membawa dosa yang lebih besar
daripada seorang suami yang tidak sanggup mendidik keluarganya."
KESIMPULAN TANGGUNG JAWAB SUAMI
- Menjadi pemimpin anak isteri di dalam rumah tangga.
- Mengajarkan ilmu fardhu 'ain (wajib) kepada anak isteri yaitu ilmu tauhid,
fiqih dan tasawuf.
Ilmu tauhid diajarkan supaya aqidahnya sesuai dengan aqidah Ahli Sunnah wal
Jamaah.
Ilmu fiqih diajarkan supaya segala ibadahnya sesuai dengan kehendak
agama.
Ilmu tasawuf diajarkan supaya mereka ikhlas dalam beramal dan dapat menjaga
segala amalannya daripada dirusakkan oleh rasa riya' (pamer), bangga, menunjuk-nunjuk
orang lain dan lain-lain.
- Memberi makan, minum, pakaian dan tempat tinggal dari uang dan usaha yang
halal.
Ada ulama berkata:
'Sekali memberi pakaian anak isteri yang menyukakan hati mereka dan halal
maka suami mendapat pahala selama 70 tahun."
Tidak menzalimi anak isteri yaitu dengan:
- Memberikan pendidikan agama yang sempurna.
- Memberikan nafkah lahir dan batin
secukupnya.
- Memberi nasihat serta menegur dan memberi panduan/ petunjuk jika melakukan
maksiat atau kesalahan.
- Apabila memukul jangan sampai melukakan (melampaui
batas).
- Memberi nasihat jika isteri gemar bergunjing/bergosip, mengomel serta
melakukan sesuatu yang bertentangan dengan perintah agama.
- Melayani isteri dengan sebaik-baik pergaulan.
- Berbicara dengan isteri dengan lemah-lembut.
- Memaafkan keterlanjurannya tetapi sangat memperhatikan kesesuaian
tingkah lakunya dengan syariat.
- Kurangkan perdebatan.
- Memelihara harga diri / kehormatan mereka.
Bab 2.07 Tanggung Jawab Istri Terhadap Suami
Submitted by admin on Sat, 2007-10-20 12:39
- Allah Taala berfirman yang bermaksud:
"Kaum laki-laki itu pemimpin wanita. Karena Allah telah melebihkan
sebagian mereka (laki-laki) alas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka
(laki-laki) telah menafkahkan harta mereka. Maka wanita yang solehah ialah
mereka yang taat kepada Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada
menurut apa yang Allah kehendaki. "
"Wanita-wanita yang kamu kuatirkan akan durhaka padamu, maka nasehatilah
mereka (didiklah) mereka. Dan pisahkanlah dari tempat tidur mereka (jangan
disetubuhi) dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah
kamu bersikap curang. Sesungguhnya Allah itu Maha Tinggi lagi Maha Besar."
(An Nisa : 34)
- Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
"Siapa saja isteri yang meninggal dunia, sedangkan suaminya redha
terhadap kepergiannya, maka ia akan masuk Surga."
(Riwayat Tarmizi)
- Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
"Apabila seorang isteri telah mendirikan sholat lima waktu dan berpuasa
bulan Ramadhan dan memelihara kehormatannya dan mentaati suaminya, maka diucapkan
kepadanya: Masuklah Surga dari pintu surga mana saja yang kamu kehendaki."
(Riwayat Ahmad dan Thabrani)
- Seorang perempuan datang ke hadapan Nabi SAW lalu berkata, "Wahai
Rasulullah SAW, saya mewakili kaum wanita untuk menghadap tuan (untuk menanyakan
tentang sesuatu). Berperang itu diwajibkan oleh Allah hanya untuk kaum laki-laki,
jika mereka terkena luka, mereka mendapat pahala dan kalau terbunuh, maka
mereka adalah tetap hidup di sisi Allah. lagi dicukupkan rezekinya (dengan buah-buahan
Surga). Dan kami kaum perempuan selalu melakukan kewajiban terhadap mereka
(yaitu melayani mereka dan membantu keperluan mereka) lalu apakah kami boleh
ikut memperoleh pahala berperang itu?"
Maka Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: "Sampaikanlah kepada perempuan-perempuan
yang kamu jumpai bahwa taat kepada suami dengan penuh kesadaran maka pahalanya
seimbang dengan pahala perang membela agama Allah. Tetapi sedikit sekali dari
kamu sekalian yang menjalankannya."
- Sayidina Ali k.w.j. berkata: "Seburuk-buruk sifat bagi kaum laki laki
itu adalah sebaik-baik sifat bagi kaum perempuan yaitu kikir dan bersikap
keras dan takut. Karena sesungguhnya perempuan itu jika kikir, maka ia memelihara
harta suaminya dan jika bersikap keras, maka ia menjaga diri dari berbicara
kepada setiap orang dengan perkataan yang halus (mesra) yang menimbulkan sangkaan
yang buruk, dan jika penakut. maka ia takut dari segala sesuatu, oleh karena
itu ia tidak berani keluar dari rumahnya dan ia menjauhi tempat-tempat yang
menimbulkan kecurigaan yang buruk karena takut kepada suaminya".
- Seharusnya seorang isteri mengetahui kedudukan dirinya seolah olah seorang 'hamba'
perempuan yang dimiliki oleh suaminya atau sebagai 'tawanan' yang lemah. Oleh
karena itu dia tidak boleh membelanjakan sedikit pun dari hartanya (sendiri)
kecuali dengan seijin suaminya karena ia diumpamakan sebagai orang yang dalam
kawalan (perhatian).
- Wajib bagi seorang isteri:
- Merendahkan pandangannya terhadap suaminya.
- Tidak berkhianat terhadap suaminya ketika suaminya tidak ada termasuk juga
hartanya.
- Menunaikan hajat suami (jika diajak oleh suaminya) biarpun di waktu sibuk
atau susah (ditamsilkan berada di punggung unta oleh Rasulullah).
- Meminta ijin suami untuk keluar dari rumahnya. Kalau keluar rumah tanpa ijin
suaminya maka dia dilaknati oleh malaikat sampai ia bertaubat dan kembali.
- Diceritakan dari Nabi SAW bahwa baginda bersabda, maksudnya:
"Sungguh-sungguh meminta ampun untuk seorang isteri yang berbakti
kepada suaminya yaitu burung di udara, ikan-ikan di air dan malaikat di langit
selama ia selalu dalam kerelaan suaminya. Dan siapa saja dikalangan isteri
yang tidak berbakti kepada suaminya, maka ia mendapat laknat dari Allah dan
malaikat serta semua manusia. "
- Siapa saja di kalangan isteri yang bermuka masam di hadapan suaminya, maka
ia dalam kemurkaan Allah sampai ia dapat membuat suasana yang menggembirakan
suaminya dan memohon kerelaannya.
- Aisyah r.ha berkata:
"Wahai kaum wanita Seandainya kamu mengerti kewajiban terhadap suamimu,
tentu seorang isteri akan menyapu debu dari kedua telapak kaki suaminya dengan sebagian mukanya."
- . Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
"Tiga orang yang tidak diterima sholatnya (tidak diberi pahala sholatnya)
oleh Allah dan tidak diangkat kebaikan mereka ke langit ialah: hamba yang
lari dari tuannya hinggalah dia kembali, seorang isteri yang dimurkai oleh
suaminya hinggalah dia memaafkannya, orang yang mabuk hingga dia sadar kembali."
- Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
"Jika seorang isteri berkata kepada suaminya: Tidak pernah aku melihat
kebaikanmu sama sekali, maka hancur leburlah pahala amal kebaikannya."
Keterangan:
Maksud Hadis ini ialah jika seorang isteri memperkecilkan usaha baik suaminya
seperti dalam memberi nafkah dan memberi pakaian maka hancur leburlah pahala
amal kebaikannya.
- Nabi Muhammad SAW bersabda, maksudnya:
"Siapa saja isteri yang meminta cerai dari suaminya tanpa sebab-sebab
yang sangat diperlukan, maka haramlah bau Surga ke atasnya."
Keterangan:
Hal ini biasanya terjadi pada seorang isteri yang tidak berminat kepada suaminya
lagi kecuali kalau dia meminta cerai kepadanya karena kuatir tidak dapat menjalankan
kewajiban terhadap suaminya untuk menghindarkan diri dari kekecewaan suaminya.
- Nabi SAW bersabda maksudnya:
"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada seorang isteri yang tidak
bersyukur kepada suaminya."
Keterangan:
Hal ini biasa terjadi pada suami yang miskin dan isteri yang kaya. Lalu isteri
itu menafkahkan hartanya kepada suaminya, kemudian mengungkitnya.
- Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
"Pertama urusan yang ditanyakan kepada isteri pada hari Kiamat nanti
ialah mengenai sholatnya dan mengenai urusan suaminya (apakah ia menjalankan
kewajibannya terhadap suaminya atau tidak). "
- Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
"Empat perempuan yang berada di Neraka ialah:
Perempuan yang kotor mulutnya terhadap suaminya. Jika suaminya tidak ada di
rumah ia tidak menjaga dirinya dan jika suaminya bersamanya ia memakinva (memarahinya).
Perempuan yang memaksa suaminya untuk memberi apa yang suami tidak mampu.
Perempuan yang tidak menjaga auratnya dari kaum laki-laki dan memperlihatkan
kecantikannya (untuk menarik kaum laki laki).
Perempuan yang tidak mempunyai tujuan hidup kecuali makan minum dan tidur,
dan ia tidak mau berbakti kepada Allah dan tidak mau berbakti kepada Rasul-Nya
dan tidak mau berbakti kepada suaminya."
Keterangan:
Seorang perempuan yang bersifat dengan sifat-sifat ini akan dilaknati kecuali
jika dia bertaubat.
- Al Hakim bercerita bahwa seorang perempuan berkata kepada Nabi SAW: "Sesungguhnya
putera bapa saudaraku melamarku. Oleh karena itu berilah peringatan kepadaku
apa kewajiban seorang isteri terhadap suaminya. Kalau kewajiban itu sesuatu
yang mampu aku jalankan, maka aku bersedia dinikahkan." Maka Baginda
bersabda: "Kalau mengalir darah dan nanah dari kedua lubang hidung suaminya
lalu (isteri) menjilatnya, maka itu pun belum dianggap menjalankan kewajibannya
terhadap suaminya. Seandainya diperbolehkan untuk manusia bersujud kepada
manusia lain, tentu aku perintahkan :seorang isteri bersujud kepada suaminya."
Berkatalah perempuan itu, "Demi Tuhan yang mengutus Tuan, aku tidak akan
menikah selama dunia ini masih ada."
- Imam Thabrani menceritakan bahwa seorang isteri tidak dianggap menjalankan
kewajibannya terhadap Allah hingga ia menjalankan kewajibannya terhadap suaminya,
dan seandainya suami memintanya (untuk digauli) sedang ia (isteri) di atas
belakang unta maka tidak boleh dia menolaknya.
- Sayidina Ali k.w.j. berkata: "Aku masuk ke rumah Nabi SAW berserta
Fatimah lalu aku dapati Baginda sedang menangis tersedu-sedu, kemudian aku
berkata: "Tebusan Tuan adalah ayahku dan ibuku wahai Rasulullah, apakah
yang membuat Tuan menangis?" Baginda bersabda, "Wahai Ali! Pada
malam aku diangkat ke langit aku melihat kaum perempuan dari umatku disiksa
di Neraka dengan bermacam-macam siksaan, lalu aku menangis karena begitu berat
siksaan mereka yang aku lihat. Aku melihat perempuan yang digantung dengan
rambutnya serta mendidih otaknya. Dan aku melihat perempuan yang digantung
dengan lidahnya sedangkan air panas dituangkan pada tenggorokannya.
Dan aku melihat perempuan yang benar-benar diikat kedua-dua kakinya sampai
kedua-dua susunya dan diikat kedua-dua tangannya sampai ubun-ubunnya dan Allah
mengarahkan ular ular dan kalajengking menyengatinya. Dan aku melihat seorang
perempuan yang berkepala babi dan bertubuh keledai dan ia ditimpakan sejuta
siksaan. Dan aku melihat seorang perempuan berbentuk anjing dan api masuk
dari mulutnya dan keluar dari duburnya (jalan belakang) sementara malaikat
memukul kepalanya dengan tongkat besar dari api Neraka." Lalu Sayidatina
Fatimah Az Zahra r.ha berdiri dan berkata, "Wahai kekasihku dan cahaya
mataku! Perbuatan apa yang dilakukan oleh mereka hingga ditimpa seksaan ini?"
Maka Nabi SAW bersabda: "Wahai anakku! Adapun perempuan yang digantung
rambutnya itu adalah karena dia tidak menutupi rambutnya dari pandangan kaum
laki-laki ajnabi.
Adapun perempuan yang digantung dengan lidahnya karena dia telah menyakiti
suaminya.
Adapun perempuan yang digantung kedua-dua susunya karena dia telah mempersilahkan
(orang lain) untuk menduduki tempat tidur suaminya.
Adapun perempuan yang diikat kedua-dua kakinya sampai keduadua susunya dan
diikat kedua-dua tangannya sampai ke ubun ubunnya dan Allah mengarahkan ular-ular
untuk menggigitnya dan kala jengking untuk menyengatinya karena dia tidak
mandi junub setelah haid dan dia mempermainkan (meninggalkan) sholat. Adapun
perempuan yang berkepala babi dan berbadan keledai karena dia adalah ahli adu
domba dan pembohong. Adapun perempuan yang berbentuk anjing dan api masuk
ke mulutnya dan keluar dari duburnya karena ia ahli umpat lagi penghasut.
Wahai anakku! Celaka bagi perempuan yang tidak berbakti kepada suaminya. "
- Seorang isteri hendaklah menyadari bahwa seorang suami bagi isteri adalah
bagaikan ayah bagi seorang anak karena taatnya seorang anak kepada ayahnya
dan memohon keredhaannya adalah wajib Seorang suami pula tidak wajib mentaati
isteri
- Menjadi pendorong serta penasehat dalam hal-hal kebaikan.
- Memahami hal-hal yang digemari dan yang dibenci oleh suami.
- Setiap perbuatannya hendaklah menyenangkan hati suami.
- Senantiasa menambahkan ilmu agamanya serta amalan.amalannya dengan berbagai macam cara seperti membaca, mendengar kaset-kaset
ceramah agama serta mengikuti majlis- majlis agama.
- Demi cinta terhadap suaminya seorang isteri akan melakukan khidmat dan
bakti kepada suaminya cara hal yang sebesar. besarnya sampai hal yang sekecil-kecilnya
seperti menggunting kuku, memotong kumis, dan meminyakkan rambut suami. Rasulullah
SAW pernah berkata kepada Siti Fatimah: "Ya Fatimah, apabila seorang wanita meminyakkan rambut suaminya dan janggutnya, memotong
kumis dan menggunting kukunya maka Allah akan memberinya minum dari air Surga
yang mengalir di sungai sungainya dan diringankan Allah baginya sakaratul maul
dan akan didapatinya kubumya menjadi sebuah taman yang indah dan taman taman
Surga. "
- Senantiasa menyediakan air di sisi suami. Selama ia berbuat yang demikian
selama itulah ia didoakan keampunan oleh para malaikat.
- Memasak makanan menurut kesukaan atau selera suami.
- Menambal baju atau pakaiannya yang buruk.
- Siapkan barang-barang keperluan di dalam sakunya seperti sisir, celak,
sikat gigi. cermin dan minyak wangi (ikut Sunnah).
- Ikut kemauan suami pada waktu bersenda gurau, memijat, mengipas dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment