Lia Harahap - detikNews
"Siang ini gemuruh terdengar jelas ke rumah saya," ujar Robert, warga Kalikotes lewat Info Anda detikcom, Minggu (7/11/2010).
Gemuruh itu terdengar sejak pukul 01.00 WIB. Padahal jarak Kalikotes lumayan jauh dari Gunung Merapi. "Makin siang makin jelas suaranya, padahal jarak Kalikotes dengan puncak Merapi itu mencapai 30 sampai 35 km. Bahkan tadi malam sekitar pukul 2, sempat ada getaran juga saya rasakan," kata Robert.
Suara gemuruh yang terdengar jelas hari ini, lanjutnya, baru pertama kali terdengar sejak Merapi meletus pada tanggal 26 Oktober lalu. Sedangkan letusan Merapi pada 5 November lalu yang terdengar hanyalah suara letusannya saja.
Suara gemuruh itu sempat membuat warga Dusun Tegalrejo yang dihuni lebih kurang 70 KK was-was. Namun, karena belum ada instruksi dari pemerintah untuk mengungsi, penduduk masih tetap berdiam diri di rumah.
"Selama belum ada perintah kita tetap di rumah. Tapi kita tetap waspada," kata Robert.
Dusun Kalikotes juga sempat terkena dampak hujan abu vulkanik. "Kita sempat merasakan juga hujan abu, tapi cuma sebentar," ujarnya
Nurul Hidayati - detikNews
Berikut laporan Badan Geologi, Minggu (7/11/2010):
Pengamat Gunung Merapi dari pos Ketep melaporkan:
- Pukul 09:00 WIB, telah terjadi banjir lahar skala kecil di Kali Pabelan Kecamatan Sawangan
- Pukul 09:28 WIB terjadi hujan abu dan pasir, radius 10 km dari puncak Gunung Merapi
- Pukul 09:50 WIB terdengar dentuman
- Pukul 10:20 WIB angin arah ke barat
- Pukul 10:59 WIB terdengat suara gemuruh di Ring Road Barat
- Pukul 11:05 terdengar suara menggelegar di Prambanan
- Pukul 11:42 endapan awan panas di Kali Senowo yang terkena air hujan, melepaskan asap berwarna putih.
- Pukul 11:43 WIB ke Kali Apu sejauh 3 km dari puncak Gunung Merapi
- Pukul 11:45 WIB kepulan asap ke hulu Kali Gendol sejauh 300 meter. Kali Putih banjir lahar skala sedang hingga besar
"Ancaman bahaya Gunung Merapi dapat berupa awan panas dan lahar. Wilayah yang aman bagi para pengungsi adalah di luar radius 20 km dari puncak Gunung Merapi," jelasnya.
Badan Geologi juga mengimbau masyarakat tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas Merapi dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. (nrl/irw)
'Vila' Boediono di Lereng Merapi Kena Abu Merapi
Hery Winarno - detikNews
Foto: Hery Winarno/detikcom
Sleman - Rumah milik Wapres Boediono di perumahan Pesona Merapi D IV, Desa Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY, juga terkena abu vulkanik Merapi. Namun, hujan deras yang belakangan mengguyur wilayah tersebut, sudah melunturkan sebagian besar material vulkanik yang menutupi rumah berlantai dua itu.
Pantauan detikcom, Minggu (7/11/2010) pukul 13.00 WIB, atap rumah yang terletak 25 km dari puncak Merapi itu masih menyisakan sedikit abu vulkanik.
Rumah berhalaman cukup luas tersebut tampak tak terurus. Ini dapat dilihat dari cat yang sudah kusam dan mengelupas di beberapa bagian dinding luar rumah. Tak seperti para tetangga, pagar tanaman rumah tersebut itu pun tampak rusak.
Musiman, sekuriti Pesona Merapi, mengatakan, rumah tersebut dibeli Boediono sekitar tahun 2000. Sampai saat ini, dari data perumahan, Boediono masih tercatat sebagai pemilik.
"Pak Boediono beli rumah ini saat masih tinggal di Yogya, masih ngajar di UGM. Ini dijadikan Pak Boediono seperti vila saja," kata Musiman membandingkan dengan rumah pribadi yang sering dihuni Boediono di Sawit Sari, Depok, Sleman.
Dia mengatakan, Boediono sudah lebih dari lima tahun tidak pernah mengunjungi rumahnya itu. Penjaga rumah itu pun hanya sesekali mengunjungi rumah, yakni saat ingin membayar segala iuran bagi warga di perumahan elite tersebut.
"Sejak di Jakarta tidak pernah ke sini lagi," kata Musiman.
Rumah Boediono di Pesona Merapi ini terletak di pojok komplek. Di belakang rumah klasik tanpa pagar ini, juga tampak halaman luas yang hijau dan teduh.
Juru Bicara Wapres, Yopie Hidayat, membenarkan Boediono memiliki rumah selain di Sawit Sari. Namun, seingat Boediono, rumah seluas 500 meter tersebut berada di kompleks Merapi View.
79 Korban Merapi Dimakamkan Massal di TPU Dusun Beran Sleman Pukul 15.00 WIB
Febrina Scottiati - detikNews
79 Korban Merapi Dimakamkan Massal di TPU Dusun Beran Sleman Pukul 15.00 WIB
Febrina Scottiati - detikNews
Yogyakarta - 79 Korban tewas letusan Gunung Merapi akan dimakamkan secara massal di TPU Dusun Beran, Desa Margodadi, Seyegan, Sleman, DIY. "Jenazah akan dimakamkan secara massal pukul 15.00 WIB," ujar Humas RS Sardjito, Sleman, Yogyakarta, Trisno Heru Nugroho.
Hal ini disampaikan Trisno kepada wartawan, Minggu (7/11/2010).
Menurut Trisno, keputusan para jenazah dimakamkan secara massal karena kondisi jenazah yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk diidentifikasi. Pemakaman akan dikelompokkan sesuai dengan asal dusun masing-masing jenazah.
"Termasuk 7 mayat yang baru datang pagi tadi," katanya.
Sebelum dimakamkan akan dilakukan serah terima jenazah dari Direktur RS Sardjito Prof Dr Budi Mulyanto kepada Asisten Sekretaris Daerah 2 Sleman, Sunartono.
Di RS Sardjito tercatat 88 korban tewas akibat keganasan semburan awan panas Merapi. 9 Jenazah sudah diambil oleh sanak keluarganya.
Hingga kini suasana di RS Sardjito masih ramai. Banyak masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya berkumpul di rumah sakit yang terletak di kompleks kampus UGM ini untuk mencari data korban.
Korban ini jatuh akibat letusan dahsyat pada Kamis malam hingga Jumat dinihari (4-5 November). Sedangkan letusan 26-27 Oktober menelan korban jiwa 44 orang, tersebar di Yogya dan Jateng.
DUNIA
Merapi meletus lagi pagi semalam
YOGYAKARTA - Lahar sejuk yang mengalir deras selepas Gunung Merapi meletus pada tengah malam kelmarin membanjiri sungai-sungai di sekitarnya dan menyebabkan penduduk di kota ini cemas, lapor sebuah akhbar semalam.
Gunung Merapi terletak kira-kira 30 kilometer dari bandar ini yang dihuni kira-kira 400,000 penduduk.
Hujan lebat yang turun semalam membawa lahar sejuk yang mengandungi lumpur, pasir, belerang dan abu volkanik melimpahi tebing Sungai Code di sini semalam.
Seorang pegawai tempatan berkata, amaran berwaspada sudah dikeluarkan tetapi sama ada banjir lahar sejuk itu bakal membawa kemusnahan banyak bergantung sama ada berlaku hujan lebat pada hari ini.
Terdahulu, lahar panas yang mengalir deras sejurus selepas letusan Gunung Merapi pada tengah malam kelmarin telah memusnahkan tujuh buah dusun di sekitar lerengnya selain padang Kelab Golf Merapi.
"Tujuh dusun sudah hancur dibakar lahar panas selama dua hari dari Jumaat hingga Sabtu," kata seorang pegawai tempatan, Heri Suprapto, di Sleman dekat sini semalam.
Dalam perkembangan berkaitan, angka kematian keseluruhan sejak Gunung Merapi mula meletus pada 26 Oktober lalu kini meningkat kepada 138 orang.
Seorang pegawai di Hospital Sardjito di sini, Sigit Priohutomo berkata, sekurang-kurangnya 94 orang terbunuh dalam letusan Gunung Merapi kelmarin.
Sejumlah 44 lagi terkorban dalam letusan pertama gunung berapi berkenaan.
Kelmarin Gunung Merapi yang memiliki ketinggian 2,914 meter dari aras laut mengganas dengan memuntahkan lahar dan menghambur awan panas sejauh beberapa kilometer di udara.
Terbaru, Gunung Merapi kembali meletus pada pagi semalam dengan mengeluarkan awan panas dalam jumlah besar sekitar pukul 7 pagi waktu tempatan. Gunung berkenaan mengeluarkan awam hitam yang menyelubungi udara manakala beberapa bunyi dentuman kuat turut didengari dari puncak gunung itu.
Penduduk dilihat memenuhi jalan-jalan raya dengan menaiki trak, kereta dan motosikal untuk meninggalkan zon berbahaya.
Selain manusia, binatang ternakan seperti lembu dan kambing turut dipindahkan.
Sementara itu, sukarelawan dan warga tempatan turut berkawal bagi melarang orang ramai daripada menghampiri zon berbahaya di sini.
Setakat pukul 1 tengah hari semalam, Gunung Merapi dilihat masih menyemburkan awan panas ke udara manakala sekitar 200,000 orang telah mencari perlindungan di beberapa penempatan sementara di sini dan Jawa Tengah.
"Ia menakutkan. Letusan Gunung Merapi tak kunjung kebah," kata seorang penduduk, Wajiman, 58, yang berlindung di sebuah penempatan di Jawa Tengah. - Agensi
No comments:
Post a Comment